Rabu, 03 Februari 2010

Sumpah, makan hati!

Hari ini hari ke 3 di rumah sakit, kebagian jaga papa di malam hari, di subuh yang dingin ini saya melihat pemandangan yang indah, para istri yang masih terkantuk kantuk karena menjaga para suami di malam hari (kok suami aja yah yang sakit?) terbangun karena suster meminta mereka menlap tubuh para suami mereka, dengan sigap dan penuh kasih sayang mereka merawat suami mereka selama berhari hari di rumah sakit ini, dari luar semua itu terlihat indah, pasangan romantis walau mereka sudah tidak muda lagi, tapi apabila saya mengingat lagi tentang percakapan para ibu-ibu itu dengan saya, rasanya ingin menjambak2 rambut bapak dan kakek itu (para suami ibu itu)

si nenek bertanya pada si ibu "itu istri muda ke berapa yang hamil kemarin datang besuk"

ibu menjawab "itu yang paling muda yang ke lima, baru 18thn" (OMG,ke-5?)

"kok bukan dia aja yang rawat suami?" tanya nenek

"mana ada yang mau, bu..(sambil menghela nafas) kalau suami lagi sehat mah para istri muda lengket semua, karena mau duit aja, tapi kalau sudah sakit, pasti pada lempar tangan, akhirnya saya sebagai istri tua yang ngurusin, nanti kalau sudah sembuh juga suami lupa sama saya kayak dulu-dulu" jawab si ibu dengan wajah sedih, letih dan ngantuk, walau terlihat begitu tegar, kami (saya dan nenek) tau bahwa ibu ini benar-benar terluka tapi berusaha menutupi dengan senyum getirnya.

"sabar ya dek, laki kalau masih muda, gagah dan banyak uangnya memang begitu, tapi nanti kalau sudah miskin dan peot pasti balik juga juga ke istri tua, padahal dek, kamu jauh lebih cantik dan bahenol loh, yang kemarin datang kurus dan hitam ngak cantik lagi, sabar-sabar aja yah dek!"

"saya sabar juga demi anak-anak saja, bu.... iya sih saya juga masih sayang banget sama suami saya ini walau beliau sering menyakiti, lagian dalam hukum agama suami boleh poligami asalkan adil, kalau kayak ibu tuh paling enak, walau bapak sudah 85 dan ibu 80 tahun, tapi kelihatan sekali kalian adalah pasangan yang romantis, sehidup semati, saya saja sampai ngiri loh bu lihatnya"

"ah, adek bisa saja, tapi kalau adek mau tau, waktu muda bapak tidak jauh beda dengan suami adek, apalagi bapak kaya dan banyak hartanya, wanitanya banyak, saya saja kalau tidak sabar mendoakan bapak selama puluhan tahun, kita juga tidak bisa seperti sekarang ini, tapi saya hanya belajar memaafkan dan menerima bapaknya anak-anak dengan lapang dada, jadi adek jangan putus asa yah, banyak-banyak berdoa buat rumah tangga kalian, para simpanan dan istri muda tidak akan bertahan lama karena mereka hanya mau harta saja, yah inilah hidup"

waduh, saya begitu kaget mendengarnya, bukan masalah istri-istri simpanan para suami, tapi disaat para suami tidak lagi menghargai perasaan dan cinta para istri dengan menghianati mereka demi kepuasan sesaat, tapi disinilah kebesaran hati para ibu-ibu di hadapan saya membuat saya terkejut, walau hati mereka terluka, mereka masih punya harapan bahwa suatu saat entah kapan suami mereka akan kembali ke pangkuan mereka, dan sang nenek telah menerima jawabannya walaupun menurut saya agak telat, setelah sang kakek lemah dan penyakitan trus ditinggalkan para wanita simpanannya baru beliau kembali ke pangkuan istri tua, dan sang nenek tetap setia dan penuh kasih sayang merawat suaminya tanpa mengingat-ingat lagi masa lalu yang begitu menyakitkan, salut!

heran aja, kenapa yah para pria kalau sudah bergelimangan harta rasanya silau mata, gak bisa lihat yang bling-bling atau bening-bening, langsung sikat, gak perduli kata orang, gak perduli perasaan orang2 terdekat yang akan tersakiti, dan gak ingat lagi ( atau jangan-jangan pura-pura lupa) janji setia sampai mati yang diucapkan di hari mereka menikah dulu.

dan kenapa yah masih ada aja para wanita yang rela dimadu, seharusnya jangan lemah begitu, jangan alasan demi anak-anak akhirnya para suami jadi meraja-rela, menginjak-injak harkat dan martabat istri, terakhir cepat atau lambat anak-anak juga yang menjadi korbannya, jadi kurang kasih sayang ataupun dijadikan bahan ejekan teman-teman atau masyarakat, hmmmmm..... tobat atuh bapak-bapak, gak usah tunggu kena kanker, jantung, stroke, dan penyakit lainnya atau jatuh miskin baru tobat, ingat lagi sama anak-istri di rumah, emang bang toyip? capek deh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar